Bisa Tanpa Pacaran

Assalamualaikum yaa akhi ya ukhti..

Sudah lama sekali gak nulis di blog nih, maklum sibuk kerja, tidur, main, main game haha gitu aja kerjaannya😁 sekalinya pengen nulis di blog tapi lagi males ngetik, terus lagi seneng ngetik tapi lagi gak ada inspirasi buat nulis di blog, ada inspirasi tapi waktunya sibuk buat dipake kerja, gitu aja terus wkwk.
Alhamdulillah sekarang ada kesempatan buat nulis lagi, gimana kabarnya teman-teman? Semoga selalu dalam keadaan baik yaa, aku juga baik kok makanya bisa ngetik hhehe.

Kali ini mau bahas tentang pacaran, sudah lebih dari satu tahun single nih Alhamdulillah bisa juga bertahan meskipun cobaannya bertubi-tubi sekali. Beneran deh, dalam proses menuju baik memang banyak cobaannya, kadang caci dan makian banyak terlantarkan dari orang-orang terdekat meskipun tanpa sengaja mengatakan nya namun tetap saja namanya suasana hati kadang dia gak bisa terima alasan bahwa mereka sedang bercanda, ujung-ujungnya baper dan kesel dibawa sampai ke rumah. Tapi kalau waktu sholat tiba, kesel nya pun hilang tapi masih ingat kata-kata mana saja yang membuat aku sakit hati.

Berkali-kali aku jelaskan bahwa aku tidak pacaran bukan karena gak laku ukhti, bukan juga karena belum mengikhlaskan dia (uhh lebay banget kata-katanya) haha, bukan juga karena prinsip ukhti, tapi Alhamdulillah aku telah diberikan petunjuk dan disadarkan bahwa itu tidak ada dalam agama kita yaitu agama Islam. Yaa benar, ini bukan tentang prinsip hidup, bukan single karena prinsip tapi karena aku lagi belajar untuk mentaati segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah.
Sebisa mungkin aku ingin membuat Allah sayang padaku, membuat Allah ridho kepadaku.

Lalu dalam kehidupan sehari-hari nya akan aku jelaskan tentang betapa nyamannya sekarang aku sendiri tanpa orang yang bernama "pacar".
Aku itu orangnya suka main dengan teman-teman, ketawa bareng, nah kalau sudah kumpul sama mereka itu sampai lupa dan gak mau diganggu untuk mainin HP. Sedangkan orang yang pacaran itu autis, gak pernah bisa jauh dari hp sedikitpun, bahkan yang jauh dibikin dekat, eh yang dekat didiemin aja. Gak enak kan ukhti..
Kan kalau yang punya pacar itu harus ngasih kabar setiap saat, kalau gak ada kabar nanti ujung-ujungnya marahan deh (pengalaman soalnya hehe), belum lagi kalau yang punya pacarnya over protective kesana-kemari gak boleh, atau harus minta izin dulu duh ribet yaa, emang dia siapa sih? Orang tua? Bukan, kakak bukan, keluarga bukan, suami? Bukan juga. Tapi ngaturnya sampai segitunya banget, itu alasanku gak mau pacaran lagi karena gak mau diatur-atur sama orang lain kecuali orang tua sendiri, dia ngasih makan nggak tapi berani ngatur-ngatur segala iiihh..

Dengan gak pacaran juga banyak waktu luang untuk dihabiskan bersama keluarga, contohnya kalau libur kerja nih ya. Biasanya orang yang pacaran itu pasti main deh kalau weekend, tapi dia melupakan keluarganya yang menginginkan canda tawa atau sekedar bercerita tentang bagaimana pekerjaan dia dalam seminggu kemarin, jika punya pacar maka akan kehilangan momen itu.
Kalau aku sekarang boro-boro hari libur, kalau hari biasa juga disaat waktu-waktu tertentu dan keluarga lagi kumpul semua itu aku cerita tentang pekerjaan, tentang apa yang pengen aku beli untuk gaji bulan nanti, aku ceritakan tentang mimpiku, aku bercerita tentang aku yang ingin mewujudkan cita-cita orangtuaku, pokoknya banyak deh sambil bercanda juga untuk menghangatkan suasana.

Tentang diantar jemput oleh pacar? Hmm aku sih cewek mandiri, udah kerja, motor punya dan bisa mengendarai motor sendiri, jadi gak butuh yang antar jemput sejenis ojek cinta gitu haha. Bayarin makan atau belanja? Duh maaf yaa bukan cewek matre, kan udah kerja, udah punya penghasilan juga jadi mau beli apa aja selagi mampu ya beli lah.
Tentang kasih sayang dan perhatian? Duhh gak ada yang tulus lagi deh selain cinta dan kasih sayang dari orang tua dan kelurga, mereka perhatiannya luar biasa, mereka Care nya tulus, cintanya tulus. Sedangkan cinta dari pacar itu hanya nafsu ukhti, semoga Allah menyadarkan teman-teman kita yang masih pacaran, atau yang pengen putusin pacarnya tapi pacarnya gak mau diputusin.

Jujur aja kemarin sempat ada kata-kata yang bikin sakit hati gitu, salah satu rekan kerja itu melontarkan kata-kata "Kesih kapan? Pertanyaan itu dilontarkan ketika teman dekatku pacaran dengan salah satu cowok di PT. Loh sontak aku pun kaget, dan dibalas dengan senyum dan menanyakan "memangnya pacaran itu wajib? Untuk apa? Lalu dia menjawab untuk menghindari zina. Astagfirullah dalam hati aku bilang mereka salah kaprah, untuk menghindari zina itu menikah bukan dengan berpacaran. Nikah itu Sunnah Rasul, pacaran Sunnah nya siapa coba? Setan? Iya itu perintah setan yang ingin menyesatkan semua umat Allah supaya banyak temennya dia di neraka nanti, naudzu Billah min dzalik ya ukhti.

Lalu ketika salah satu teman di PT memakai dp di BBM itu dengan foto berdua dengan pacarnya dan lagi dicium pipinya, duh semua teman-teman lainnya bilang itu sosweet dan pengen. Aku cuma ikutan ketawa aja dan istighfar lagi dalam hati. Bermaksiat, diumbar, dipublikasikan tapi dianggap baik loh, yang sendiri karena Allah dibilang gak laku, duh aku gak laku? Hahaha banyak cowok yang deketin mah, tapi kalau mereka hanya niat untuk mengajak ke lembah dosa, untuk mengumpulkan dosa setiap harinya aku tidak mau, terang saja mengumpulkan dosa itu mudah bahkan sangat mudah sekali tanpa harus belajar dulu sebelumnya juga kita semua sudah mahir melakukan dosa.
Sedangkan untuk mengumpulkan pahala itu sulit ukhti, banyak godaan nya, kita yang tadinya kurang baik lalu berbicara tentang agama saja belum tentu orang bisa percaya dan mau menerima apa yang kita sampaikan.
Padahal sejatinya kita harus melihat apa yang dikatakannya bukan siapa yang mengatakannya, jika itu baik dan benar maka terimalah.

Semoga aku bisa Istiqomah sendiri sampai ada yang menghalalkan, aku udah gak mau lagi terjebak nafsu yang berkedok cinta ,apalagi dengan dalih cinta karena Allah duhh bohong banget. Kalau cinta karena Allah itu datang ke rumah orangtuanya dan minta izin menikahi bukan mengajak bermaksiat, jalan bareng, ngobrol berdua-duaan itu mah ngajak dosa terus.
Mungkin cukup segitu dulu cerita tentang betapa bahagianya aku menjadi single dan aku bisa tanpa pacaran. Kalian juga harus bisa ya ukhti untuk tidak pacaran, perbanyak istighfar, mendekatkan diri kepada Allah, perbanyak ilmu agama, ikut kajian-kajian Islam kalau sempat harus disempetin sih sebenarnya.
Cukup yaa, maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan atau nyeleneh itu hanya guyon kok. Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bisa Tanpa Pacaran"

Post a Comment