Akan kemana ia pergi

Akan kemana ia pergi

Ku ingat sekali kemarin ketika aku sedang melewati bundaran depan masjid puri teluk jambe, seorang kakek pengemis dengan menggunakan pakaian serba hitam dan kotor itu menyebrang di depan motorku, spontan aku pun berhenti dan membiarkan si kakek itu berlalu dan menyebrang, dengan kaki yang terpincang-pincang ia terus melangkah ditemani tongkat dan camping dikepalanya.
Dan tadi malam pun ku temui lagi kakek itu sedang berjalan di dekat Rumah Sakit Umum karawang dengan baju yang sama dan memang tidak ada yang berubah.
Bersama dengan itu aku pun menangis, entahlah aku terlalu cengeng. Rasanya tak sanggup terus diberikan pemandangan-pemandangan yang membuat hati tersentuh, jelas saja aku tak ingin melihat mereka bukan karena aku jahat tapi karena aku sendiri tidak diberikan kemampuan untuk membantu mereka, untuk membantu kakek itu jadi aku sangat merasa sedih melihat mereka yang tidur di emperan toko milik orang lain, tidur dijalanan, ditaman-taman.
Aku pelankan laju motorku, kakek itu tetap berjalan dengan terpincang-pincang, dalam hatiku bertanya Akan kemana kakek itu, ia sudah sangat tua harusnya ia hanya diam dirumah perbanyak ibadah dan bekal karena ajal tidak pernah ada yang tahu, tak adakah anak, istri, atau sanak sodara yg mampu merawatnya, jika keluarganya masih ada mengapa mereka tega membiarkan kakek itu hidup dijalanan tanpa tempat tinggal, tanpa baju ganti, tanpa bekal uang atau makanan, tak pedulikah mereka semua. Seiring berjalan nya kakek itu lalu lalang kendaran itu tetap berjalan, seakan mereka acuh dan tak peduli dengan kakek itu. Sungguh angkuh kota sebesar ini, mereka semua dann termasuk aku pun hanya sibuk memikirkan diri sendiri, tanpa sadar banyak sodara-sodara yang seharusnya kita bantu atau setidaknya memberikan sebagian rezeki untuk mereka tanpa banyak berpikir bahwa mereka malas, mereka hanya menipu, biarlah mereka benar-benar tidak mampu berusaha atau malas intinya jika beramal tanpa terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Toh tak akan rugi jika kita berbuat kebaikan, akan Allah balas lebih dari apa yang kita lakukan.
Ketika diperjalanan tepatnya di dekat perumahan griya indah aku mendengar adzan isya berkumandang, entahlah masih ku pikirkan saja kakek itu dan airmata terjatuh lagi sambil ku ucapkan Allahu akbar, Terbayangkan jika kakek itu meninggal siapa yang akan tahu, siapa yang akan mengurusi pemakaman nya, aku berdoa agar kakek itu panjang umur dan disehatkan badan nya karena ia tampak sedang sakit. Jika benar sedang sakit pun apakah kakek itu memiliki uang untuk berobat atau sekedar untuk membeli obat diwarung? Ah rasanya tidak, untuk makan saja mungkin dia kebingungan hari ini akan makan atau tidak, hatiku terus berkecamuk semakin tidak jelas sampai-sampai aku hampir diserempet oleh motor disampingku gara-gara tidak fokus mengendarai motor.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Akan kemana ia pergi"

Post a Comment